Prospek Manisnya Bisnis Kuliner di bulan Ramadhan, Semanis Santapan Berbuka Puasa

Like

Potensi Bisnis Kuliner

Apa saja, sih, yang dijual untuk makanan buka puasa? Mulai dari lemper, risoles, kue panada, jalangkote (kue pastel kalau di Jawa), kue lapis, bronis coklat maupun yang warna-warni mesesnya, barongko, pisang nugget, pisang ijo, donat coklat, donat gula putih, bakwan, tahu isi, kue bandang-bandang (nagasari kalau di Jawa), dan masih banyak lagi. 

Begitu juga minumannya, yang kebanyakan serba es. Pada awal-awal Ramadhan, saya sering meminum es ketika buka puasa.

Alhasil, tenggorokan jadi tidak nyaman. Selain itu, saya pun batuk. Sungguh mengganggu. 

Kini, saya lebih memilih minuman hangat jika berbuka puasa. Terasa nikmat dan segar saat masuk ke dalam tubuh.

Baca Juga: Dari Karyawan BUMN Jadi Pebisnis Kuliner, Sukses Kembangkan Bisnis


Seperti yang dikatakan oleh teman saya, darah kita ini hangat. Jadi, akan lebih cocok dimasuki air yang hangat juga. 

Sementara jika dingin, orang lain ini yang mengatakan, maka ginjal akan bekerja ekstra. Dia harus menghangatkan air yang sudah masuk ke dalam ginjal untuk selanjutnya diserap oleh tubuh.

Jadi, minuman dingin itu memang membuat kerja ginjal lebih keras lagi. Apalagi jika ginjalnya sudah tidak terlalu bagus. Wah, bisa semakin menambah masalah dalam tubuh!

Bila ada begitu banyak penjual makanan, lalu, bagaimana cara membedakannya? Secara rasa, sih, hampir sama. Manis semua. Namun, perlu ada yang khas atau spesial. 

Saya berpandangan bahwa kualitas pelayanan yang harus ditingkatkan. Saya pernah mau membeli kue di dekat jalan menuju SMP negeri di sini, ternyata penjualnya mengambil makanan tersebut dengan tangannya langsung.

Baca Juga: Rekomendasi Pusat Kuliner Bandung Buat Kamu yang Mau Liburan!

Tidak pakai penjepit makanan atau sarung tangan plastik. Ih, saya merasa jijik dan tidak jadi membeli di situ. Pokoknya tidak, titik! 

Hal-hal seperti itu perlu diperhatikan oleh para penjual. Jika kualitas produk sudah oke, tetapi pelayanannya masih tidak memuaskan, ya, pelanggan bisa lari, dong! Ini 'kan bukan seperti video kuliner di India yang memakai tangan dari mulai pembuatan sampai hasil jadinya. 

Selain harus diperhatikan dalam mengambil makanan, senyum, ramah, dan menyapa konsumen jangan dilupakan! Para pembeli senang, kok, jika penjualnya murah senyum.

Bukankah untuk senyum itu tidak membutuhkan biaya? Senyum itu murah dan termasuk sedekah yang paling mudah. 



Keuntungan Bisnis Kuliner di Bulan Ramadhan

Saya menduga, jika nanti setelah Ramadhan, bisnis kuliner alias penjualan kue-kue ini tidak semasif di bulan Ramadhan ini.

Saya mengamati, jika di luar bulan Ramadhan, para penjual itu mulai berjualan dari Subuh, sekitar jam setengah enam pagi. 

Namun, sampai sore, masih banyak saya temukan kue-kue yang belum laku. Saya berpikir, mungkin pembeli sudah bosan dengan kue yang itu-itu saja. Apalagi ada pula minimarket modern yang mencoba peruntungan di bidang itu. 

Baca Juga: Intip Rahasia Biar Usaha Kuliner Sukses dan Langgeng!

Mengacu kepada kebutuhan dasar manusia itu tadi, bisnis kuliner ini tetap akan bertahan dan eksis, meskipun namanya persaingan pasar, siapa yang unggul, itulah yang bertahan.

Kuncinya, tetap fokus kepada pelanggan. Memenuhi harapan mereka terhadap pelayanan yang baik, ramah, dan menyenangkan. Menyapa nama mereka jika kenal. Mengucapkan terima kasih setelah mereka membeli. Hal-hal yang sederhana itu sering terluput, padahal di situlah kunci agar pelanggan kembali lagi dan kembali lagi. 

Seperti video-video seputar kuliner India yang berseliweran di FYP beranda TikTok saya, ada doa pula untuk para penjual kue di daerah saya, semoga jualan mereka laris, banyak rezeki, dan selalu sehat. Aamiin ya rabbal alamin. 

#30hariramadhanbercerita


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.