Saham GOTO Terjun 5% di Angka Rp66! Apa Penyebabnya?

Ilustrasi GOTO (Sumber gambar: theindonesia.id)

Ilustrasi GOTO (Sumber gambar: theindonesia.id)

Like

Pada Rabu, 27 Maret 2024, saham GOTO (PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk) mengalami penurunan yang signifikan dalam perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pukul 15.17 WIB, harga saham GOTO jatuh sebesar 5,71 persen menjadi Rp66 per saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp82,13 miliar dan volume perdagangan sebanyak 1,21 miliar saham. Hal ini menjadi perhatian investor dan pasar modal terkait dengan kinerja perusahaan.

Sebelumnya, dalam empat hari perdagangan sebelumnya, saham GOTO mengalami penguatan. Namun, pada Rabu, 20 Maret 2024, saham ini merosot 9,72 persen setelah investor merespons negatif terhadap laporan keuangan perusahaan untuk tahun fiskal 2023.

Baca Juga: Dampak Ekonomi Akibat Runtuhnya Jembatan Baltimore: Batu Bara dan Saham Ikut Terdampak?

Dari sisi teknikal, dalam chart harian, saham GOTO gagal menembus resistance terdekat yang berada di level 71, yang merupakan garis moving average (MA) 20. Sementara itu, level support GOTO berada di kisaran 65-64.


Indikator momentum seperti ROC (Rate of Change) masih berada di area negatif, demikian pula dengan indikator MACD (Moving Average Convergence Divergence).

Laporan keuangan pada 19 Maret 2024 mencatatkan rugi bersih GOTO senilai Rp90,39 triliun pada tahun 2023, meningkat 128,43 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai Rp39,57 triliun. Rugi tahun berjalan yang diakui mencapai Rp90,51 triliun.

Pencatatan pembalikan nilai goodwill senilai Rp78,76 triliun menjadi penyebab utama peningkatan rugi bersih tersebut. Hal ini terjadi akibat transaksi Tokopedia dan TikTok yang mengakibatkan hilangnya pengendalian GoTo terhadap Tokopedia sejak 1 Februari 2024.

Baca Juga: Investasi Aman dan Menguntungkan: Kuncinya Harus Sabar dan Gabung Komunitas!

Meskipun begitu, secara operasional, kerugian GOTO mengalami penurunan sebesar 66,10 persen yoy menjadi Rp10,27 triliun. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan pendapatan hingga efisiensi biaya dan beban.

Total pendapatan bersih GOTO mencapai Rp14,78 triliun, tumbuh 30,27 persen yoy, sementara total biaya dan beban mencapai Rp25,06 triliun, turun 38,86 persen yoy.

Dalam keterangan resminya, manajemen menyebutkan bahwa rugi bersih Rp90,5 triliun dipicu oleh pembalikan nilai goodwill sebagaimana diwajibkan oleh standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Rugi ini bersifat tidak berulang, nonkas, dan tidak berdampak pada EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) maupun arus kas perseroan.