Sebelum Jadi Fashion Item, Jeans Jadi Pakaian untuk Buruh Kasar hingga Simbol Perlawanan!

Like

Jeans Kemudian Menjadi Populer

Seiring dengan berjalannya waktu celana yang dulu dipakai oleh kebanyakan buruh kasar dan penambang, kemudian juga mulai dipakai oleh koboi.

Kemudian popularitasnya semakin menyeruak saat paten Levis Strauss berakhir pada 1890. Produsen lain bebas memproduksi produk yang serupa yang diminati pasar.

Mulai dari sini merk-merk lain seperti Osh Kosh B’Gosh dan Wrangler juga terkenal dengan produk jeansnya.

Perkembangan selanjutnya jeans mulai mulai masuk ke industri hiburan, Hollywood sekitar tahun 1920.

Para aktor dan aktris secara tidak langsung mempopulerkan jeans sebagai model berpakaian populer.


Baca Juga: Menyambut Lebaran 2024 dengan Gaya: 7 Inspirasi Fashion OOTD Klasik dan Trendi

 

Pakaian Simbol Perlawanan

Celana jeans dibuat dengan menggunakan bahan denim. Sekitar tahun 1960-an jeans bukan hanya digunakan sebagai pakaian, melainkan juga simbol perlawanan.

Pada masa itu sistem politik di Amerika Serikat masih kental dengan rasialisme. Mereka yang merupakan kaum pekerja dan juga orang berkulit hitam dibedakan hak-haknya dari orang berkulit putih.

Pakaian dengan bahan denim kala itu identik dengan kaum pekerja berkulit hitam. Beberapa tokoh kemudian dianggap merepresentasikan konsep perlawanan dengan menggunakan pakaian berbahan dasar denim.

Salah satu yang paling terkenal adalah Martin Luther King. Dengan mengadopsi cara berpakaian menggunakan jeans dirinya berupaya untuk melawan rasisme yang terjadi kala itu.

Semangat anti rasisme tersebut kemudian banyak menginspirasi banyak orang. Pada Agustus 1963 ratusan ribu orang melakukan protes besar yang dikenal dengan nama ‘March on Washington’ di National Mall.

Mereka menuntut pemenuhan hak sipil, kebebasan, dan pekerjaan yang layak pada pemerintah.

Baca Juga: Fashion Mewah Kim Ji Won di Queen of Tears, Harganya Bikin Melongo!

Pada saat itu juga, Martin Luther membawakan pidato bersejarah yang berupaya memberikan dampak kesetaraan untuk Amerika Serikat di masa yang akan datang.

Pidato yang itu kemudian dikenal dengan nama “I Have a Dream”.

Dalam rentetan kejadian yang jadi sejarah panjang jeans tak hanya berarti sebagai pakaian semata.

Dalam praktiknya, cara berpakaian ini menunjukan rasa solidaritas dan mengartikulasikan suara-suara mereka yang menuntut kesetaraan.




------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung