Setelah Starlink, Ini Dia Rencana Investasi Elon Musk di Indonesia

Presiden Jokowi berjabat tangan dengan Elon Musk di sela-sekal Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum. (Sumber gambar: BMI Setpres)

Presiden Jokowi berjabat tangan dengan Elon Musk di sela-sekal Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum. (Sumber gambar: BMI Setpres)

Like

Pendiri perusahaan mobil listrik Tesla dan SpaceX, Elon Musk baru-baru ini berkunjung ke World Water Forum (WWF) 2024 yang diadakan di Bali, Indonesia.

Tak hanya menjadi peserta acara, Elon Musk juga memberikan sambutan dalam acara ini.

Belum lama, pria yang masih menempati posisi orang terkaya ketiga di dunia ini juga memulai ekspansi Starlink ke Indonesia.

Starlink merupakan layanan internet dengan berbasis satelit. Hal ini memungkinkan jangkauan internet yang lebih luas dengan kecepatan layanan yang lebih baik dari satelit milik perusahaan dalam negeri.

Baca Juga: Elon Musk Mau Ganti Nama Wikipedia Jadi Ini?


 

Layanan Internet Starlink di Indonesia

Sebelumnya Starlink sudah diresmikan pada 19 Mei lalu di Indonesia oleh Elon dengan didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, dan Wahyu Trenggono selaku Menteri Kelautan dan Perikanan.

Salah satu misi utama yang diusung adalah menyediakan layanan internet di tempat-tempat terpencil dengan kecepatan tinggi dan harga yang terjangkau.

Baca Juga: Terkendala Izin Lisensi, Kepala Proyek Starlink SpaceX India Pilih Undurkan Diri! Kenapa Ya?

Sebenarnya sebelum diresmikan beberapa hari lalu, layanan internet Starlink sudah mengantongi izin dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Beberapa influencer yang aktif mengupload konten di media sosial juga telah melakukan review awal terhadap layanan yang satu ini.

Untuk paket residensial dipatok dengan nominal Rp750.000 per bulan. Harga ini belum termasuk hardware berupa alat penangkap sinyal dengan desain futuristis.

Yang masih jadi keluhan banyak orang adalah harganya yang masih dinilai terlalu mahal. Apalagi, bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.