Proyek Baterai Listrik Jadi Angin Segar, Saham ANTM Diborong

Mining - Canva

Like

Pada perdagangan Selasa (17/11) lalu, rupanya saham PT Aneka Tambang Tbk. jadi salah satu yang punya nilai transaksi terbesar lho, Be-emers!

Dengan, total nilai transaksi hingga Rp360,3 miliar, di hari itu saham emiten dengan kode ANTM itu naik 0,42 persen dan parkir di level Rp1.190.

Bahkan, di perdagangan Rabu (18/11), saham ANTM makin menunjukkan kekuatannya nih, Be-emers. Hingga akhir perdagangan, saham emiten tambang itu melonjak hingga 4,20 persen ke level 1.240!

Kok bisa sih?

Dilansir dari laman Bisnis, penguatan saham ANTM tersebut terpancing sentimen kunjungan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang berkunjung ke Amerika Serikat.


Hal itu membuat banyak investor berharap lebih sama emiten tambang, salah satunya ANTM.

Sebelumnya, Menko Luhut juga menyampaikan kalau sudah ada sejumlah perkembangan terkini rencana proyek baterai listrik di dalam negeri. Menurutnya, produsen baterai kendaraan listrik asal Korea Selatan, LG Chem Ltd, bakal melakukan penandatangan pada pekan ini lho!

Baca Juga: Bakal Ada Holding Indonesia Battery, Ini Tugas Antam (ANTM)

Selain itu, Luhut pun mengatakan, Contemporary Amperex Technology Co. Ltd juga sudah melakukan penandatanganan dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) pada pekan lalu. Ia menilai, kolaborasi itu bertujuan untuk pembuatan lithium battery.

Seperti yang diketahui, Kementerian BUMN mengklaim dua produsen electric vehicle (EV) battery untuk kendaraan listrik terbesar dunia, CATL dan LG Chem Ltd., telah memberikan isyarat bergabung dalam proyek investasi pengembangan rantai pasokan nikel di Indonesia bernilai US$20 miliar.

Menteri BUMN Erick Thohir pun menilai hal itu bakal jadi angin segar buat Indonesia. Bahkan, hal itu telah mendapat respon bagus investor asing.

Di satu sisi, sebagai pemilik tambang nikel, ANTM ditugaskan oleh MIND ID untuk bertugas di sisi hulu. Adapun, MIND ID menguasai cadangan nikel Indonesia sebesar 30,4 persen, yang berasal dari kepemilikan di ANTM dan INCO.

Baca Juga: Bakal Kelola Tambang Bekas Freeport, Antam Berpotensi Cuan?