Waspada Tren Bandarmology, Gimana Sih Cara Menganalisis Saham?

Like

Trading - Canva

Trading - Canva


Analisis Fundamental Saham

Ibarat mau beli skincare terbaru, pastinya kamu akan cari tahu dulu kandungan hingga efek samping dari produk tersebut. Begitu juga ketika kamu ingin berinvestasi pada suatu saham nih, Be-emers.

Sebelum kamu mengoleksi saham tertentu, kamu juga perlu untuk melakukan analisis dari segi fundamental sahamnya nih. Apa saja yang diperhatikan saat melakukan analisis fundamental saham?
 

Lihat Kinerja Emiten

Hal pertama yang perlu kamu amati yakni melihat kinerja dari suatu emiten. Soalnya, prospek harga saham juga dipengaruhi oleh kinerja perusahaan/emitennya lho.

Untuk menghindari boncos, terutama buat kamu yang masih pemula, kamu bisa melirik emiten dengan kinerja keuangan yang bagus dan cenderung stabil. Setiap emiten selalu melaporkan kinerja keuangannya kepada publik kok dan kamu bisa mengaksesnya di laman Bursa Efek Indonesia untuk lebih lengkapnya ya!

Enggak cuma emiten yang mencatatkan laba selama setahun, kamu bisa pilih emiten yang prospektif hingga jangka panjang. Makanya, enggak ada salahnya untuk melihat track record kinerja emiten selama beberapa tahun belakangan lho!


Dari situ, kamu jadi bisa tahu dan memprediksi kalau emiten tersebut cukup prospektif. Sehingga, sahamnya juga minim risiko.

Nah, dikutip dari laman Duwitmu, ada sejumlah indikator nih buat mengevaluasi emiten berdasarkan analisis laporan keuangannya, seperti:
  • Return of Equity (ROE)
    Jumlah imbal hasil (return) dan laba yang bisa dihasilkan dibandingkan sama modal yang disetor pemegang saham. Makin tinggi ROE, semakin baik lho!
     
  • Earning per Share (EPS)
    EPS merupakan profit per saham yang dihasilkan oleh emiten.
     
  • Asset & Liability
    Di sini, kamu bisa lihat seberapa banyak aset yang dimiliki emiten. Pertimbangkan juga, apakah aset tersebut cukup produktif buat bikin emiten cuan atau enggak.

    Perhatikan pula, cara emiten membiayai aset. Biasanya, emiten yang menggunakan modal sendiri untuk membiayai aset dinilai lebih bagus daripada yang berutang pada bank.
     
  • Utang Bank (Debt Equity Ratio/DER)
    Kalau emiten mampu bayar bunga utang dan enggak memberatkan keuangannya, kinerja emiten tersebut cukup baik lho!
     
  • Cash Flow
    Kas merupakan hal terpenting dari perusahaan. Nah, sebuah perusahaan yang punya kinerja baik biasanya menghasilkan kas dari operasional dan profit, bukan dari utang atau sekedar suntikan modal doang nih, Be-emers.

Selain dari laporan keuangannya, kinerja emiten juga bisa kita lihat dari seberapa royal pembagian dividennya. Buat kamu yang belum tahu, dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan emiten kepada para pemegang sahamnya, dan disetujui lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Kalau suatu emiten rajin membagikan dividen, bisa jadi indikasi kalau kondisi keuangannya sehat dan punya cash-flow yang cukup kuat nih, Be-emers.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Keuntungan Investasi, Yuk Kenali Dividen dan Jenis-jenisnya
 

Acuan Harga Saham dan Margin of Safety

Enggak cuma dilihat dari kondisi keuangannya doang nih, kamu juga perlu untuk membeli saham di harga yang bagus! Gimana caranya?

Penting juga untuk kamu memperhatikan acuan harga nih, Be-emers. Dengan begitu, kamu nanti jadi enggak gampang galau untuk membeli atau menjual suatu saham.

Selain itu, dengan punya acuan harga, kamu juga jadi enggak gampang terpengaruh oleh pergerakan saham, apalagi terbawa tren “bandarmology”. Nah, ada dua cara nih buat melihat acuan harga saham, yakni:
  • Relative valuation
    Dengan cara ini, kamu membandingkan saham emiten satu dengan lainnya yang sejenis. Misalnya, saham BBRI dengan BMRI.

    Indikatornya dari relative valuation ini antara lain Price to Book value (PBV) dan Price to Earning Ratio (PER).
     
  • Intrinsic valuation
    Teknik ini digunakan buat menilai emiten berdasarkan kemampuannya dalam menghasilkan cash flow-nya di masa mendatang.

Sementara itu, ada lagi nih cara yang bisa kamu lakukan untuk menganalisis fundamental saham. Cara tersebut dikenal dengan Margin of Safety (MOS).

Saat kamu membuat prediksi atau acuan harga saham, kamu juga mempertimbangkan banyak faktor yang bakal mempengaruhi kinerja sahamnya. Nah, MOS ini dibuat untuk mengantisipasi ketidakpastian di masa mendatang.

Misalnya nih, acuan harga wajar saham yang kamu koleksi yakni Rp8.000. Nah, kalau kamu pakai MOS, target kamu justru bisa 30-40 persen dari acuan harga tersebut.

Masih ada lagi nih analisis saham yang perlu kamu tahu! Yuk, ke halaman selanjutnya!