500 Pengiklan Kabur, Pendapatan Twitter Anjlok 35 Persen

Twitter. (Ilustrasi: Canva)

Twitter. (Ilustrasi: Canva)

Like

Setelah banyak kontroversi di bawah kepemimpinan Elon Musk, Twitter mengalami penurunan pendapatan karena sebagian besar pengiklannya memilih untuk mundur dari situs tersebut.

Sejak akhir 2022 Twitter diakuisisi oleh Elon Musk, mantan orang terkaya di dunia. Valuasinya mencapai angka yang cukup tinggi, senilai US$44 miliar.  

Tapi, di bawah kepemimpinan Elon Musk Twitter selalu menjadi perbincangan dan cenderung berkaitan dengan hal-hal yang kurang menyenangkan. 

Elon Musk banyak membuat kebijakan yang kurang berpihak pada pengguna Twitter sendiri. Muncul banyak protes karena Twitter kebijakan centang biru yang berbayar bisa meningkatkan penipuan.

Ada juga ujaran kebencian yang pengawasannya semakin longgar, hingga diaktifkannya kembali akun Twitter Donald Trump yang dulu disuspend karena ujaran kebencian.


Baca Juga: Jadi Beragam, Apa Arti Warna Centang Twitter?

Ternyata banyaknya protes dan kebijakan yang kurang berpihak pada pengguna sangat berpengaruh pada bisnis Twitter.

Banyak pengiklan yang memilih mundur dari platform tersebut. Bahkan Elon Musk pernah memohon agar pengiklan tidak tinggalkan Twitter pada saat pertemuan tahunan. 
 

Ditinggal Pengiklan, Pendapatan Twitter Anjlok 35 Persen


Mengutip dari New York Post, pendapatan Twitter turun 35 persen pada kuartal keempat tahun 2022 karena pengiklan top meninggalkan platform tersebut.

Dalam rapat antar staf, bos penjualan dan pemasaran global Twitter Chris Riedy mengatakan perusahaan telah menghasilkan pendapatan sebesar US$1,025 miliar selama rentang tiga bulan.

Nilai itu hanya 72 persen dari tujuan internalnya untuk kuartal tersebut, The Information melaporkan.

Riedy mengatakan kepada stafnya bahwa Twitter telah menetapkan tujuan untuk mencapai pendapatan US$732 juta untuk kuartal pertama tahun ini. 

Jumlah itu akan menandai penurunan 39 persen dari periode yang sama satu tahun lalu. Riedy mengakui pendapatan Twitter telah mencapai 98 persen dari proyeksi internalnya sebelum pengambilalihan Musk pada 28 Oktober.

Hal itu menandakan bahwa beberapa inisiatif Elon Musk telah mengurangi pendapatan yang diharapkan.

Siddharth Rao, senior manajer di Twitter telah memperingatkan dalam pertemuan terpisah bahwa pendapatan harian perusahaan telah turun 40 persen dibandingkan tahun lalu.

Rao mengungkapkan bahwa lebih dari 500 pengiklan utama Twitter telah menghentikan pengeluaran mereka di platform tersebut sejak Musk membeli Twitter di Oktober.

Miliarder itu telah membuat marah perusahaan Amerika dengan membuat perubahan besar pada verifikasi akun Twitter dan praktik moderasi konten dan dengan memulihkan halaman yang ditangguhkan, seperti akun milik mantan Presiden Donald Trump.

Awal bulan ini, The Post melaporkan bahwa bank dan investor besar yang membantu Musk mengakuisisi Twitter telah melihat nilai saham ekuitas dan pinjaman mereka anjlok karena kesulitan keuangan perusahaan.

Baca Juga: Elon Musk Mohon Pengiklan Enggak Tinggalkan Twitter, Kenapa Sih?

Musk telah berusaha keras untuk membuat Twitter tidak terlalu bergantung pada pendapatan iklan dalam beberapa bulan terakhir karena penolakan yang meningkat dari pengiklan.

Upayanya mencakup perombakan kontroversial dari layanan berlangganan "Twitter Blue", di mana pengguna dapat membayar biaya bulanan US$8 untuk tanda centang biru, penempatan prioritas dalam hasil pencarian, dan fitur lainnya.

Twitter juga telah memangkas stafnya sekitar 75 persen atau layoff. Musk meminta staf yang tersisa untuk "ikut serta" dalam caranya menjalankan perusahaan atau menuju pintu keluar.

Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.