Tanpa Tanah dan Matahari, Tanaman Subur di In-Store Farming!

In-Store Farming: Tanaman tumbuh di toko (FOTO: Infarm)

In-Store Farming: Tanaman tumbuh di toko (FOTO: Infarm)

Like

Pernah dengan konsep menanam tanaman di dalam ruangan, tanpa cahaya matahari dan tanah? Bahkan bisa langsung di jual seperti di supermarket? Ini adalah konsep In-Store Farming.

Bisnis produk segar semakin diminati, bahkan konglomerat pun tidak malu berjualan sayur. Contohnya Chairul Tandjung yang telah mendirikan perusahaan dengan fokus pada hal ini. Pasca Pandemi global, masyarakat semakin sadar akan pentingnya konsumsi makanan yang bergizi dan segar.

Pada tahun 2013, jauh sebelum munculnya perusahaan Chairul Tandjung, berdirilah sebuah perusahaan bernama Infarm - Indoor Urban Farming GmbH. Infarm yang didirkan oleh 3 orang di Berlin, kini sudah mempekerjakan lebih dari 1000 orang di seluruh dunia.

Perusahaan ini tidak hanya berfokus di Jerman saja, perusahaan ini terus berekspansi sampai ke Kanada, Republik Ceko, Denmark, Prancis, Jepang, Luksemburg, Belanda, Inggris Raya, Amerika Serikat dan Swiss. Dengan menggandeng 30 mitra perusahaan retail, Infarm kini dapat ditemui di 1850 titik lokasi.

Baca Juga: Cara Mudah Menanam Kangkung di Rumah


Erez Galonska bersama istrinya Osnat Michaeli dan saudaranya Guy Galonska mendapatkan inspirasi dari video di Youtube. Kemudian mereka memesan selang irigasi yang segera mengalir melalui kamar-kamar apartemen mereka. Mereka pun resmi menjadi petani urban.

Dimulai dengan setangkai tanaman basil segar, sampai tanaman yang beraneka ragam. Lebih dari 75 jenis tanaman seperti tanaman rempah, sayuran hijau, salad, jamur, dan microgreens telah sukses dibudidaya dengan sistem modular khas mereka.
 

3 Co-Founder Infarm Guy Galonska (kiri), Osnat Michaeli (tengah), saudaranya Erez Galonska (kanan). (FOTO Infarm)

3 Co-Founder Infarm Guy Galonska (kiri), Osnat Michaeli (tengah), saudaranya Erez Galonska (kanan). (FOTO Infarm)

Infarm juga akan segera menanam stroberi, paprika, tomat ceri, dan kacang polong. Perusahaan ini memiliki keunikan tersendiri dengan menggabungkan urban farming, sistem modular, IoT, dan data science.

Konsep In-Store Farming ini memungkinkan tanaman ditanam dan dipanen di tempat yang sama seperti di toko, restoran, ataupun pusat distribusi.

Tanaman ditumbuhkan di dalam unit modular yang berbentuk seperti lemari pendingin kaca di supermarket. Namun, lemari tersebut tidaklah dingin. Justru malah panas, bila disentuh. Hal itu, akibat dari lampu LED yang berfungsi sebagai pengganti matahari.

Selain tidak memerlukan sinar matahari, sistem modular ini juga tidak memerlukan tanah. Dengan sensor-sensor yang terus memantau tanaman 24 jam sehari, Infarm dapat mengumpulkan data dari setiap lokasi dan mengkontrol pertumbuhan tanaman dengan optimal.
 

Konsep In-Store Farming oleh Infarm (FOTO: Infarm)

Konsep In-Store Farming oleh Infarm (FOTO: Infarm)


Cahaya, suhu, pH, dan nutrisi dapat dengan mudah diatur dari jarak jauh melalui jaringan internet. Sistem pertanian modular ini sangatlah efisien dan ramah lingkungan, bahkan mampu menumbuhkan lebih dari 500 ribu tanaman per tahun di lahan seluas 40 meter kuadrat.

Mereka dengan berani mengklaim bahwa sistem mereka mampu menghemat 95 persen lahan dan air daripada metode pertanian tradisional. Dan yang terpenting adalah tidak menggunakan pestisida kimia.

Baca Juga: Berkebun di Tengah Kota? Kenalan Dulu sama Urban Farming

Saya tidak tahu, apakah konsep in-store farming ini bisa diterima oleh masyarakat Indonesia. Yang pasti, membeli sayur di tempat dimana sayur tersebut ditanam dan dipanen akan memberikan pengalaman berbelanja yang berbeda.

Kalau saya sendiri sih lebih tergantung pada harganya. Entah kenapa yang berembel-embel ramah lingkungan harganya sering kali tidak ramah di kantong. Begitu pula dengan yang berembel-embel fresh dan organik.

Konsep in-store farming bisa menekan berbagai biaya, salah satunya biaya logistik. Maka dari itu, sayuran segar diharapkan bisa dijual dengan lebih murah, bukannya malah merusak harga pasaran.

Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.