Tahun Baru Investor Sambut January Effect, Apa Itu?

Grafik pergerakan saham (Foto: Canva)

Grafik pergerakan saham (Foto: Canva)

Like

Akhir tahun identik dengan perayaan dan pesta bagi banyak orang. Begitu juga dalam ranah investasi, mulai dari santa claus rally, window dressing, hingga january effect. Kali ini kita akan membahas January Effect.

Mungkin pergantian tahun lebih dinanti-nanti oleh para trader untuk mengambil keuntungan yang datang di momen-momen ini, meskipun itu tidak pasti datang.

Contohnya saja pada saat masa-masa ekonomi sulit akibat pandemi covid-19 yang melanda selama kurang lebih dua tahun. Pada masa itu semua aspek ekonomi mengalami penurunan, begitu juga di pasar saham.

Selepas pandemi dan keadaan ekonomi berangsur-angsur mulai pulih, investor mulai menunggu-nunggu keadaan pasar saat pergantian tahun. Salah satu yang diperhatikan adalah january effect.


Apa Itu January Effect


Tren january effect jadi salah satu yang ditunggu-tunggu oleh para investor. Di momen ini harga saham-saham cenderung meningkat di bulan Januari. 


Jadi, january effect adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan momen anomali pada pasar saham saat harga-harga saham cenderung naik di bulan Januari saja.

Baca Juga: Berbagai Sentimen Positif Jadi Sinyal Kuat January Effect, Apa Itu?

Orang yang mengenalkan soal january effect adalah Sidney Wachtel yang merupakan seorang bankir dari Amerika Serikat, tepatnya pada tahun 1942. 

Pekerjaannya yang seorang bankir membuatnya melakukan pengamatan, dan dari situ ia menemukan bahwa sejak tahun 1925 harga saham-saham di bursa saham AS cenderung mengalami peningkatan pada bulan Januari.

Ini berlaku terutama untuk saham-saham small caps dengan kapitalisasi pasar kecil. Peningkatan harga saham umumnya terjadi sebelum pertengahan Januari hingga akhir bulan tersebut.

Mendukung pengamatan yang dilakukan Sidney Wachtel, Rozeff dan Kinney melakukan penelitian dan menemukan bahwa tingkat pengembalian saham selama bulan Januari mampu mencapai 5 kali lebih besar dibandingkan bulan-bulan lainnya, khususnya untuk saham-saham kategori small caps. 

Walaupun mayoritas penelitian dilakukan di AS, tapi ini juga berlaku di tempat-tempat lain. Di Indonesia sendiri january effect memang benar terjadi. Dalam 10 tahun terakhir, IHSG mencatatkan mengalami 7 kali kenaikan pada bulan Januari. 


Apa Penyebab Terjadinya January Effect


January effect terjadi secara berulang-ulang hampir setiap tahun, dan ini bisa terjadi karena beberapa hal. Beberapa teori menyebutkan bahwa january effect bisa terjadi karena mulai dari euforia akhir tahun hingga dividen perusahaan.

Pada akhir tahun perusahaan akan membagikan bonus akhir tahun. Perusahaan juga akan menutup buku dan menghitung laba di momen tersebut.

Baca Juga: Saham-Saham Potensial selama Ramadan sampai Lebaran

Nah, pada saat itu investor akan mengalokasikan dana ke pasar saham untuk mendapat keuntungan. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan permintaan terhadap saham dan, pada gilirannya, menyebabkan kenaikan harga.

Di bulan Januari juga akan ada banyak perusahaan yang membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Hal tersebut tentu akan meningkatkan minat investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. 

Dengan adanya permintaan yang lebih tinggi, harga saham perusahaan tersebut dapat mengalami kenaikan.

Nah, Be-emers apakah kamu sudah mempersiapkan portofolio untuk menyambut january effect yang akan datang?

Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.