Penyebab Dompet Kelaparan Selama Ramadhan: Salah Satu Sebabnya Keseringan Bukber!

Sumber Gambar: https://www.pexels.com/id-id/foto/makanan-pria-orang-tangan-7129726/

Like

Memasuki hari kedua bulan suci Ramadhan, ada mulai terbiasa. Mungkin keadaan di tempat kamu lebih banyak mendung, atau malah lebih banyak hujan.

Jadi, lapar maupun hausnya tidak begitu terasa, apalagi dalam suasana begitu, biasanya 'kan diisi dengan tidur. Betul apa betul?

Kalau yang saya amati, di tempat saya saat bulan puasa dan libur kemarin, ketika pagi dan siang hari terpantau cukup sepi.

Nanti sore, ketika salat Ashar dan setelahnya, jalan mulai dipenuhi oleh kaum muslimin yang mencari takjil dan makanan berbuka puasa.

Baca Juga: Mencapai Keseimbangan Fisik dan Spiritual: Tips Supaya Tetap Sehat Selama Puasa


Penjual kue dan takjil di tempat saya, terlihat sudah berjualan sejak Zuhur. Menurut firasat saya, mungkin itu ditujukan bagi yang tidak berpuasa.

Bisa jadi pula disediakan untuk anak-anak yang sedang latihan berpuasa. Istilahnya puasa bedug atau puasa setengah hari. 

Nah, bulan puasa memang identik dengan ragam jenis takjil. Di bulan ramadhan ini, orang cenderung lebih boros.

Ternyata ada yang ikut kelaparan di bulan suci ini, layaknya pemiliknya yang kelaparan di siang hari bulan Ramadhan. Dompet pun ikut kelaparan!!

Di sini maksudnya adalah tidak ada isinya atau isinya cepat ludes. Lho, lho, nggak bahaya tah?


 

Bedakan Lapar Mata dan Lapar Perut!

Ada beberapa penyebab makin kritisnya keuangan di bulan ramadhan. Penyebab pertama adalah terlalu lapar mata dalam memilih takjil dan hidangan berbuka.

Akhirnya, karena lapar mata tersebut, segala jenis takjil dibeli demi memuaskan hasrat ketika berbuka puasa. 

Memang sih, ada orang yang berpandangan mau balas dendam saat berbuka puasa. Bagaimana tidak, dari subuh menahan lapar dan haus, itu sangat menyiksa.

Baca Juga: Wah, Menu Takjil Ramadhan Ini Tak Bisa Terlewatkan Lezatnya! Cek Resepnya di Sini!

Baru bisa berbuka ketika Maghrib. Bagi yang tidak terbiasa, itu jelas suatu penderitaan tersendiri. Biasanya, saat lapar, langsung ada makanan.

Ketika haus, air dingin di kulkas setia tersedia. Namun, kini saat puasa, meskipun halal, nanti dulu. Tunggu saatnya. Tunggu tanggal mainnya! Wah, seperti menanti sinetron terbaru saja, ya!

Godaan dalam membeli takjil dan makanan berbuka memang luar biasa. Satu penjual takjil saja, bisa memenuhi etalase jualannya dengan aneka jenis kue.

Semuanya enak, semuanya nikmat, semuanya bisa mengenyangkan, semuanya membuat air liur menetes. Akibat kita terlalu banyak membelinya, bahkan mungkin sampai memborong.

Saya kira tidak ada yang memborong sampai beli etalasenya deh!  Belanjaan cukup banyak, apalagi didorong oleh pasangan dan anak-anak yang merajuk minta beli ini dan itu.

Baca Juga: Mau Banting Setir dari Karyawan Jadi Pengusaha? Ini Kiatnya!

Akhirnya, uang pun cukup terkuras. Rupa-rupanya, ini yang sering terjadi, saat berbuka puasa, eh, makanan dan minuman tadi malah banyak terbuang.

Hikmahnya puasa itu, seharian menahan lapar dan haus, tetapi ketika berbuka puasa, dengan sedikit makanan saja sudah merasa kenyang, kok! Hanya dengan beberapa butir kurma dan dua atau tiga teguk air putih, perut sudah terasa penuh. 

Berbagai takjil dibeli terlalu banyak, sementara perut sudah sangat kenyang, lalu apa yang dilakukan? Mau diberikan tetangga, mereka juga sudah berbuka.

Mau dikembalikan lagi ke penjualnya sudah tidak mungkin. Mau bagaimana lagi? Untuk sahur, jelas tidak bisa karena akan basi.

Tindakan terakhirnya adalah dibuang ke tempat sampah. Nah, jadinya mubazir bukan? Terbuang uang yang tadi digunakan, ya 'kan?

Events Ramadan: Kirim Cerita Ramadhan Tambah Cuan, Yuk Ikutan 30 Hari Ramadhan Bercerita!

Hal itu tidak hanya terjadi satu hari, besoknya diulangi lagi. Kali ini, dengan keluarga, berkeliling ke jalan lain. Menemukan ada menu makanan dan minuman baru. Katanya sedang viral!

Mau mencoba, masa cuma sedikit? Dibelilah agak banyak lagi. Ketika dicoba saat berbuka, wuih, rasanya kok begini?

Aduh, langsung tidak suka, deh! Dibuang lagi makanan dan minuman tersebut. Mubazir maning, mubazir maning! 

Faktor lain yang menyebabkan takjil dan hidangan erbuka terbuang, karena ada yang memberikan makanan dan minuman kepada kita.

Namun, ini tidak terjadi setiap hari. Misalnya, bertemu dengan teman di jalan, mereka memberikan kita makanan dan minuman, sementara kita sudah punya sendiri. Mau ditolak, tidak enak. Ya, sudah, diterima saja.

Events Ramadan: #SharingwithBlogger: Strategi Menjaga Semangat Menulis Jangka Panjang dan Cara Mengatasi Writer's Block

Begitu tiba di rumah, waduh, banyak lagi sajian! Tidak termakan semua lagi. Kembali mubazir lagi.  Bagi orang yang mampu sih, bisa-bisa saja membeli banyak makanan dan minuman.

Sekali lagi, bagi yang mampu. Namun, cobalah berpikir, hakikat puasa ini untuk apa, sih? Bukankah untuk mengajarkan kesederhanaan?

Betapa banyak orang miskin yang tidak bisa makan dan minum secara rutin, sementara kita, Alhamdulillah, semuanya bisa tersedia, tetapi malah tidak bisa merasakan kesusahan dan kepelikan hidup mereka. 

Ada satu lagi penyebab dompet jadi kelaparan. Ini bisa sering terjadi karena banyaknya komunitas atau mungkin mengenang masa lalu. Apa itu? Tunggu, ganti subjudul baru, ya!
 



Dampak Bukber Bagi Keuangan Selama Ramadhan

Ini pernah saya alami. Ketika itu, saya diajak oleh teman-teman SMP berbuka puasa bersama. Seperti buka puasa bersama atau bukber bareng, masa sih mau tempat yang ecek-ecek?

Masa sih mau tempat yang di pinggir jalan dan kumuh? Pastilah yang dituju adalah restoran yang keren, bonafid, ternama, dan ngejreng, lah!

Selain karena suasana berkumpul, karena lama sekali tidak bertemu, juga sebagai ajang upload di media sosial.

Events Ramadan:#NgobrolAsyik: Prospek Saham IPO dan Sektor yang Cuan di Tahun 2024!

Kita atau teman kita yang sudah jadi konten kreator, membuat foto atau video bukber di tempat ini dan itu. Tanpa sadar sih, promosi restorannya, namun begitulah realitas yang terjadi.

Dari segi harga, tentulah bisa membuat dompet berteriak. Meskipun namanya patungan, jatuhnya untuk satu orang tetap akan tinggi. 

Penyebab yang kedua ini mampu membuat dompet kita kelaparan dan berteriak. Apalagi jika undangan bukber itu hampir tiap hari, atau satu pekan tiga atau empat kali.

Betapa kita jadi sering mengeluarkan uang demi membiayai bukber tersebut, demi membiayai gaya hidup tersebut. Kita mungkin puas karena bisa berkumpul bersama mereka, akan tetapi mungkin tidak dengan kondisi keuangan kita. 

Pengalaman saya ketika ikut bukber dengan teman-teman SMP, pada akhirnya tidak bisa salat Tarawih. Akibat asyiknya mengobrol, sana-sini, waktu salat pun jadi terlewat, tidak seperti biasanya.

Bahkan, untuk salat Maghrib tepat waktu saja seakan terhalangi karena makanan sudah disajikan banyak di atas meja, jadi saya terdorong juga untuk langsung makan besar. 

Bukber dengan teman-teman lama, ditambah dengan berbagai komunitas yang kita ikuti. Ini semakin menambah pengeluaran juga.

Komunitas yang ingin tetap eksis di bulan suci ini, salah satunya 'kan dengan membuat kegiatan bukber, ya 'kan? 

Sampai di sini, akan menjadi berbeda jika bukbernya di masjid. Begitu berbuka langsung salat berjamaah. Namun, itu tadi, kesannya jadi kurang sesuai dengan postingan media sosial mungkin.

Kalau buka puasa memang wajar di masjid, tetapi tempat-tempat khusus macam restoran atau malah tempat makan yang baru buka, itu menjadi nilai plus tersendiri. Kemungkinan likenya akan lebih banyak. Betulkah?
 


Solusi Menghadapi Lapar Mata Saat Puasa

Ada masalah, pasti ada mbakalah, eh, salah, maksudnya pasti ada solusinya. Untuk menghadapi dompet kekeringan atau pengeluaran kita jadi lebih boros di bulan Ramadhan ini memang kembali kepada inti dari puasa itu sendiri.

Puasa adalah ibadah yang tujuannya untuk merasakan penderitaan orang-orang di bawah kita. Selama puasa, kita diajarkan bahwa lapar dan haus itu memang tidak enak.

Apalagi selama 12 jam lebih, sangat tidak menyenangkan bagi kita yang sebelumnya terbiasa makan ini dan itu. Akan tetapi, kita sangatlah beruntung. Diberikan kemampuan untuk makan dan minum tepat saat berbuka puasa. Sementara orang-orang miskin, mereka belum tentu.

Waktu makan dan minumnya tidak bisa dipastikan. Sehari-hari mereka tidak bisa memastikan. Ada uang, ya, untuk dibeli makanan. Jika tidak ada, terpaksa mereka menahan lapar lebih lama lagi. Mengharapkan orang lain, belum tentu ada yang memberikan. 

Baca Juga: Body Goals di Bulan Ramadhan, Emang Bisa? Cek Tips Diet Plan!

Saat berbuka puasa, bisa makan yang enak-enak. Sedangkan, orang-orang miskin jangankan enak, mungkin malah mengais-ngais makanan di tempat sampah! Lihat juga saudara-saudara kita di Palestina.

Mereka sangatlah menderita dengan kondisi yang ada. Belum tentu makan enak tiap hari, bahkan makan rutin pun belum tentu. 

Jadi, alangkah jeleknya, jika kita menerapkan gaya hidup boros demi memuaskan lapar mata di bulan suci Ramadhan ini.

Hanya demi balas dendam karena seharian lapar dan haus, lalu kita serang pencernaan kita dengan segudang makanan dan minuman dalam sekali waktu.

Apalagi jika sampai makanan dan minuman tersebut sampai terbuang-buang akibat kita sudah sangat kenyang. Bukankah itu akan menjadi sampah dan mengotori lingkungan lagi? Akan lebih baik, kita rencanakan setiap pengeluaran kita dengan lebih cermat agar tidak mubazir dan terbuang percuma. 

Bukber di restoran mewah juga, jika tidak perlu-perlu amat, lebih baik tidak usah dihadiri. Toh, bukber itu akan menjadi ajang untuk pamer kesuksesan masing-masing.

Kita yang mungkin berada dalam keadaan ekonomi di bawah mereka akan merasa minder. Merasa bahwa hidup ini tidak adil, mereka bisa, kok kita tidak bisa?

Akhirnya, kita jadi tidak bersyukur dengan segala nikmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Terlalu memandang ke atas, lupa berkaca ke bawah.

#30hariramadhanbercerita


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.