4 Faktor Penentu Permintaan Aset

Photo by Sharon McCutcheon on Unsplash

Photo by Sharon McCutcheon on Unsplash

Like

Aset merupakan sebuah kekayaan yang diinginkan oleh investor. Investor sendiri berinvestasi dengan membeli aset berharga dan berharap untuk mendapatkan keuntungan, baik secara dividen penghasilan yang rutin dibagikan ataupun kenaikan harga dari aset yang dibeli tersebut.

Aset pun bisa berbentuk seperti tanah, emas, obligasi, saham, atau barang berharga lainnya yang memiliki potensi menghasilkan peningkatan kekayaan bagi pemilik aset tersebut.

Tentu, banyak faktor yang menjadi penentu permintaan aset tersebut. Faktor tersebut pun akan mempengaruhi pola investor dalam membeli aset tersebut.

Berdasarkan buku karangan Frederic S.Mishkin, ada empat faktor yang mempengaruhi permintaan aset. Lalu, apa saja kah faktor tersebut? Mari kita simak pada ulasan di bawah ini.

Baca Juga: Perhatikan! Sejumlah Aset Investasi Ini Kena Pajak Lho
 

1.Kekayaan

Setiap Investor tentu memiliki kekayaan yang berbeda dan bervariasi. Kekayaan bisa diartikan pula sebagai sumber daya atau ekuitas modal yang bisa digunakan Investor untuk membeli aset tersebut.


Di balik tingkatan kekayaan tiap investor, tentu mereka memiliki rencana investasi pembelian aset yang berbeda pula. Dengan berasumsi faktor yang lain dianggap tetap, setiap kali ada peningkatan kekayaan yang dimiliki investor, maka akan meningkatkan jumlah permintaan aset. Hal ini lah yang dikenal dengan hubungan kekayaan dengan permintaan aset positif.
 

2. Perkiraan Imbal hasil

Imbal hasil merupakan salah satu faktor penentu yang sangat penting bagi Investor dalam pembelian aset. Imbal hasil menjadi sebuah indikator penting apakah investasi tersebut rasional atau tidak, serta menguntungkan atau tidak.

Jangan sampai imbal hasil investasi aset justru lebih kecil dari angka inflasi, sehingga aset yang kita beli justru tidak produktif dan akan semakin tergerus oleh inflasi. Setiap kali ada instrumen aset yang memiliki imbal hasil lebih tinggi maka akan meningkatkan jumlah permintaan aset. Hal ini lah yang dikenal dengan hubungan perkiraan imbal hasil dengan permintaan aset positif.
 

3. Likuiditas

Likuiditas menjadi sebuah pertimbangan bagi investor dalam pembelian sebuah aset. Likuiditas berarti seberapa cepat aset tersebut bisa dikonversikan menjadi cash.

Artinya, dalam pasar yang memperdagangkan aset tersebut ada banyak pembeli dan penjual, sehingga bisa menjual dengan cepat dan biaya transaksi murah. Rumah merupakan aset yang memiliki return tinggi, apalagi jika letaknya streategis.

Namun, tingkat likuiditas yang rendah juga menjadi salah satu pertimbangan dalam membeli aset tersebut. Berbeda dengan saham atau emas, yang bisa dicairkan dengan tempo cepat tanpa kehilangan biaya transaksi yang besar.

Setiap kali ada instrumen aset yang memiliki likuiditas yang lebih baik maka akan meningkatkan jumlah permintaan aset. Hal ini lah yang dikenal dengan hubungan likuiditas dengan permintaan aset positif.
 

4. Risiko

Tentu setiap aset memiliki risiko yang berbeda antara satu aset dengan aset yang lain. Tentu sebagai investor kita memiliki keyakinan bahwa mayoritas dari kita akan memilih aset yang mempunyai risiko yang rendah.

Ketidakpastian dari return juga akan menjadi sebuah risiko yang dipertimbangkan. Apalagi, jika investor tersebut memiliki profil risiko yang rendah atau risk averse, maka mereka akan menghindari pembelian aset yang berisiko dan penuh ketidakpastian.

Setiap kali ada instrumen investasi atau aset yang menawarkan risiko dan ketidakpastian yang tinggi, maka akan mengurangi jumlah permintaan aset. Maka, hubungan risiko dengan permintaan aset itu pun negatif.

Nah, itu tadi penjelasan mengenai faktor-faktor penentu permintaan aset. Rekan investor bisa mempertimbangkan empat faktor tersebut untuk pemilihan instrumen investasi atau aset.

Selain itu, rekan investor bisa memproyeksikan masa depan aset yang rekan investor miliki dengan pertimbangan empat faktor tersebut. Tentu profil risiko berinvestasi setiap investor berbeda, sehingga empat faktor tersebut bisa jadi berkebalikan dengan kemauan rekan investor. 

Baca Juga: Mengintip Peluang Investasi Masa Depan




Editor: Rachma Amalia